Umumnya, software testing itu diholongkan menjadi 2, yaitu WHITE BOX TESTING dan BLACK BOX TESTING.
Apa itu white box-black box testing?
WHITE BOX TESTING adalah testing yang dilakukan dengan mengetahui proses, coding, dll di dalamnya. Jadi, si penguji mengetahui seluk beluk aplikasi yang diuji. Menurut saya pribadi, ini dilakukan oleh tim pengembang aplikasi yang bersangkutan.
Kalau dari sumber yang saya dapatkan, artinya seperti ini :
White Box Testing merupakan cara pengujian dengan melihat ke dalam modul untuk meneliti kode-kode program yang ada, dan menganalisis apakah ada kesalahan atau tidak. Jika ada modul yang menghasilkan output yang tidak sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan, maka baris-baris program, variabel, dan parameter yang terlibat pada unit tersebut akan dicek satu persatu dan diperbaiki, kemudian di-compile ulang.
Dengan menggunakan white box akan didapatkan kasus uji yang :
• Menguji semua keputusan logikal
• Menguji seluruh Loop yang sesuai dengan batasannya
• Menguji seluruh struktur data internal yang menjamin validitas
Kelebihan WHITE BOX TESTING :
• Kesalahan Logika
Digunakan pada sintaks ‘if’ dan pengulangan. Dimana White Box Testing akan mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak sesuai dan mendeteksi kapan proses pengulangan akan berhenti.
• Ketidaksesuaian asumsi
Menampilkan asumsi yang tidak sesuai dengan kenyataan, untuk di analisa dan diperbaiki.
• Kesalahan ketik
Mendeteksi bahasa pemrograman yang bersifat case sensitive.
Kekurangan WHITE BOX TESTING :
Untuk perangkat lunak yang tergolong besar, White Box Testing dianggap sebagai strategi yang tergolong boros, karena akan melibatkan sumber daya yang besar untuk melakukannya.
BLACK BOX TESTING adalah kebalikannya dari white box testing, justru yang melakukan testing tidak mengerti atau tidak tahu apa-apa sebelum melakukan testing. Lho kok bisa ya, ga tau apa-apa tapi ikut-ikutan melakukan testing? Justru itu.
Kita pernah dong misalnya mendownload sebuah game yang konon kabarnya bagus dan recommended banget, tapi pas kita coba apakah kita langsung bisa menggunakannya? Kita biasanya mengeksplore-eksplore dulu game itu seperti apa, menu-menunya bisa apa saja, coba kanan coba kiri... Nah, yang seperti itulah black box testing. Dilakukan oleh orang yang sama sekali tidak tahu soal aplikasi. Menurut pemahaman saya, yang namany black box testing itu dilakukan biasanya oleh klien.
Saya kemarin diberi tugas oleh dosen untuk melakukan black box testing aplikasi Tugas Akhir milik senior. Jadi saya yang istilahnya awam belum pernah nyoba-nyoba aplikasi tersebut harus mengetes semuanya, dari menu masuk sampai menu keluar. Istilahnya saat melakukan pengetesan itu saya seolah mencari celah kesalahan dari software. Pengetesannya cukup klak klik klak klik sana sini, mengetes apakah menunya berjalan semua, apakah aplikasi bisa digunakan, ada error tidak, ada bug tidak...
Jadinya seperti itu.
Ujicoba blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya :
1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
2. Kesalahan interface
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
4. Kesalahan performa
5. kesalahan inisialisasi dan terminasi
(sumber)
KESIMPULANNYA....
Sebenarnya ada banyak sekali cara-cara testing software, untuk membedakan mana yang white box dan black box, kita cukup memikirkannya dengan logika. Jika si penguji tahu betul tentang software tersebut, dalam artian tahu 'isi' dari software tersebut, tau fungsi-fungsi tersebut harus bisa apa, codingnya seperti apa, dll... itu namanya WHITE BOX TESTING.
Sedangkan, kalau si penguji istilahnya benar-benar buta sama sekali, dan melakukan testing secara coba-coba, tidak tahu software itu gunanya nanti seperti apa, dan lain-lain... itu namanya BLACK BOX TESTING.
Di pembahasan selanjutnya saya akan menjelaskan lebih lanjut mengenai testing-testing ini. :)
Let's have a nice time~
kalo nda mau dicopy datanya nda usah buat blog !!!!
ReplyDelete